Aloha! It's been
a while ya since the last time I write here, hehe, by a while maksudku adalah
sangat lama lebih dari setahun. Jadi, aku memutuskan membuat this "Loving
on Earth" yang akan berisi jalan-jalanku with my Boo! HEHEHE. Isinya ga cheesy kok in
shaa Allah. & semoga banyak bermanfaat karena isinya tentang
wisata-wisata di malang dan sekitarnya, OKE? Oke oke oke.
So,
dari sekian banyak jalan-jalan yang tak terhitung sejak beberapa bulan lalu, dari
yang mudah dijelaskan sampai sulit dijelaskan, dari muter-muter Malang sampai
jauh-jauh, dari yang terdokumentasi hingga tidak terdokumentasi, dari
yang senang-senang hingga banyak ngambeknya, aku memutuskan untuk
menulis dulu pengalaman kita berdua ke: COBAN TALUN! Sebuah air terjuan
yang sebenernya tempat ini udah cliche banget sih ya untuk direview,
tapi aku tidak mereview kok di sini, cuma mo cerita aza gitu
kawan-kawan or siapa pun yang membaca ini HEHE.
Ok,
jadi ini semua berawal di Jumat siang yang terik dan Irvan menjemputku di kos
temanku karena aku harus menunggu dia selesai kelas -- sekitar jam 10an, terus
setelah duduk di boncengan motor Scoopy yang sudah banyak diduduki
wanita-wanita sebelumku, tiba-tiba Irvan yang nackal pun membuka sebuah
dialog, "Udah, skip aja, kan masih 100 absensinya."
karena dia tahu jam 1 aku masih ada satu matkul lagi, HE HE, emang, unsupportive
boyfriend ya begitu ciri-cirinya, hati hati saja, Kawan. WKWK, tadinya
sih Ken tidak tergoda ya, kaya 'Gaboleh, Ken, tahan tahan...' namun kemudian
Ken berubah pikiran karena, absensi masih 100, dan Ken baru ingat karena setiap
matkul ini Ken and de gengs selalu bobo di kursi paling belakang – mana kelasnya
enak bgt lagi. OK skip, jadi sampai pengumuman KHS kemaren absen matkul ini
masih 100 kok, karena asdos nya agak don’t
care gitu.
Kita berangkat
lah ke Coban Talun siang itu, jadi kita sangat sering ke jalanan Cangar guys,
-- cangar semacam pemandian air hangat di Malang (nanti dibahas di lain waktu),
nah kita sering lewat jalanannya, kalo ke Cangar nya Cuma sekali, tak lain dan
tak bukan, karena Ken sangat suka melihat pemandangan indah & Irpan selalu
kedinginan eheheh copo.
Jalan ke Coban
Talun searah sama arah mau ke Cangar, cuma nanti belok kiri waktu ada papan
penunjuk “COBAN TALUN” gitu deh yaw. Nah, ini first time nya Irpan ke Coban Talun dan ke-sekian kalinya Ken ke
Coban Talun. Cuma sekarang Coban Talun banyak direnovasi dan dikasi kaya
wahana-wahana gitu buat bayar-bayar lagi di dalemnya, nah, itu Ken belum pernah cobain.
Harga tiket
masuknya per orang Rp10.000, setelah bayar dikasih tiket terus kita parkir
lagi. Nah karena si Irvan masih bawa tas gede karna emang baru selesai kelas,
di tempat parkirannya nerima jasa penitipan barang dengan bayar Rp2.000 sajooo.
Setelah itu kita
jalan-jalan ngeliatin wahana-wahana atau tempat-tempat yang baru dikelola sama
mereka dan sekarang buat Coban Talun jadi lebih bagus. Terakhir aku ke sini
isinya bener-bener masih hutan, bener-bener hutan gengs, nah kali ini ke sini udah bagus, ada perkemahan Apache,
terus ada tempat spot-spot foto yang sekali masuk bayar 10-15 ribu per orang
nya. Tapi karena Ken gasuka difoto-foto dan both
of us ga terlalu doyan hunting-hunting foto gitu, jadi bukan suatu
kewajiban masuk ke sana, tapi kalo yang suka foto-foto wajib sih masuk, karena
keren banget dan aku melihat banyak mba mba hits lagi photoshoot ala-ala.
Jalan lah kita
terus sambil kanan kiri tempat-tempat cafe dan tempat-tempat foto atau outbond, sesekali hutan yang pohonnya
tingginya empat kaliku, probably,
lalu mentok dan kita sampai di wahana terakhir yaitu Goa Jepang. Sebenarnya
guys, sebenarnya, Ken langsung ingat pada Goa Jepang yang ada di Cangar.
Singkat cerita, di Cangar ada goa juga dengan nama yang sama yaitu Goa Jepang, yang
kita ke sana dan aku ngerasa serem banget cuma lihat lewat depannya aja, tapi
Irvan yang pikun akan selalu mengatakan “apaansih” gitu, karena dia aga dongo
emankkkkk heheheheeh, dia sudah lupa yang di Cangar itu Goa Jepang, atau Goa
Korea, atau Goa Miyabi, dia sudah lupa pemirsa:)
OK, akhirnya
kita masuk ke wahana Goa Jepang gengs,
karena papan iklan nya di depan membuat Ken mengatakan wanjir koq keren dalam hati, thus kita hanya membaya Rp5.000 saja!
Ken yang super irit ini sangat tertarik dengan tawaran tersebut. Jadi aku dan
Irpan masuk, sebelum masuk Irvan nanya-nanya gitu ke anak punk mas-mas
yang jaga di pos depan, katanya sekitar 500 meter atau 1 km gitu naik, -- aku
lupa gengs maafin, yaudah, akhirnya kami
berjalan dan berjalan. Jalannya kaya setapak gitu gengs di kiri semacam jurang,
tapi ga curam, jadi kalau jatuh ya gelundung dulu gitu gengs baru masuk sungai,
dan di kanan kita bukit yang di puncaknya ada semacam rumah kaca buat budidaya
tanaman gitu, so cool.
Sepanjang
perjalanan sepiii banget, ga ada orang atau pun penduduk yang lewat sama
sekali. Tapi di kanan dan kiri ada plang-plang lucu gitu kaya penunjuk arah,
atau disuruh menjaga kebersihan, intinya kelihatan gitu kalo terawat dan emang
udah dikelola. Setelah jalan sangat cukup jauh, dan Ken ngos-ngos an,
ehehe, AKIRNYA SAMPAI! Baru sampai di Goa Jepang y gengs, coban nya belom nih. Seperti ini penampakannya:
 |
| Spot Foto Sepanjang Perjalanan |
 |
| Depan Goa Jepang |
Setelah sampai
di depan nya, perasaan sama seperti saat di Goa Jepang Cangar terasa. Serem
banget gengs, merinding gitu
tiba-tiba, at least aku sih ngerasa
nya gitu. Engga enak deh pokoknya rasanya. & sampai sekarang aku punya
teori kalau Goa Jepang di situ kalau kita masuk dan menelusuri kita akan sampai dan
tembus ke Goa Jepang yang ada di Cangar HEHE.
Setelah 5 menit
aja kita di sana – padahal jalannya setengah jam, kita akhirnya memutuskan
untuk kembali, dan Irvan memaksa menuju coban atau air terjunnya walaupun cuaca
saat itu sangatlah mendung, Kawan. Nah, sebelum ke air terjun kita makan di
sekitar situ. Ini juga yang baru, terakhir aku ke sini, warung makan mungkin
cuma ada dua, dan jualan mi goreng, mi kuah, atau gorengan-gorengan gitu. Tapi,
sekarang setelah dikelola tiba-tiba warung-warung beranak pinak berjejer-jejer
sampai samping toilet. Aqu kaged, tapi laper. Jadi yawdah, makan aja.
Kita makan
indomie hehehe karena indomie seleraq, dan nasi karena Irvan mem-fardhu ain kan makan indomie harus sama
nasi, so weird. Ngomong-ngomong,
kalau bisa bawa bekal mending bawa bekal gengs,
ingat, harga-harga bisa tiba-tiba naik di tempat wisata ok, air mineral botol di
sana 5rb (600 ml), makanan juga otomatis harganya jadi ga seperti normalnya –
walaupun ga mahal-mahal banget juga sih, tapi lumayan lah. Nah, plus nya
warung-warung di sana menyediakan kebutuhan-kebutuhan urgent, yang mungkin ga dipikirin orang-orang yang mendadak dateng
ke sana seperti kita. Mereka jual sandal jepit, jual jas hujan plastik, jual
shampoo, sabun sachet, dan lain-lain.
 |
| Warung Tempat Makan |
Setelah makan,
tiba-tiba gerimis. Akhirnya kita kembali ke motor karena Irvan mau copot
sepatunya dan gamake alas kaki alias nyeker. Nah, udah nih, mau otw ke air
terjun, tiba-tiba my hani bani switi mampir ke toilet dan keadaan tbtb ujan
deres banget, & DIA BEOL DONG. Lama. Banget. Di samping toilet itu ada
ibu-ibu penjaga warung sama dua bapak-bapak yang lagi ngobrol, dari logatnya
kaya orang daerah Jawa Tengah atau orang Jawa Timur daerah Blitar, Madiun, dll,
terus melihat q berdiri menunggu ma boyfriend ee, ibunya kacian sm aq, lalu aku
disuruh duduk di warungnya di dalem sambil berbincang-bincang. Setelah Irvan
menyelesaikan masalahnya, kami menunggu hujan reda di dalam warung ibuknya karena tiba-tiba hujannya
very very heavy kaya bener-bener deres gitu, dan lumayan awkward di dalam sana with
ibu-ibu nya karena gatau mau ngomong apa wkwkw.
Terus hujan
mulai reda, aku berinisiatif mengajak ma baby ke bendungan yang ada di sana. Bagus.
Aku inget pernah ke sana. Akhirnya kami pamit sama ibunya, terus jalan ke bendungan, dan
lagi-lagi ada pembangunan baru yang kalau kita mau lihat bendungan harus masuk dulu kaya outdoor restaurant gitu dan bayar
lagi:) tapi untung nya, itu masih tahap pembangunan, jadi kita bisa masuk dengan bebas.
 |
| sumber: TripAdvisor |
Nah kurang lebih
seperti itu penampakan bendungan DAM nya, itu sumber nya dari google karena
kita ngga sempat ambil foto waktu di sana. By
the way, di sana sering dibuat tempat foto-foto sampai pre-wedding teman-teman, ga paham juga gimana caranya ya. Kemudian,
hujan kembali deras, akhirnya kita memutuskan kembali untuk berteduh, sekaligus
aku mau lepas sepatu karena waktu itu aku pakai flat shoes, namanya juga pulang kuliah hehe, dan sangat tidak
nyaman. Setelah kembali ke parkiran dan berteduh dan memikirkan bagaimana ke
depannya, -- btw parkirannya ada teduhannya, dan Irvan searching-searching “kasus
orang meninggal di coban talun” yes, typical parno an Irvan nya muncul. Tapi emang
bahaya sih, hujan-hujan gitu, pertama bahaya longsor, bahaya banjir, dan ketiga
bahaya kepleset karena medannya bukan buat haha hihi gitu loh – nanti aku
ceritakan in details, ok.
Irvan memutuskan
untuk membeli jas hujan untuk q, dan dia hujan-hujan. Jadi, sepanjang
perjalanan ke sana, aku memakai jas hujan plasti warna hijau, oyeah. Jadilah
petualangan dimulai, YAY! (baru dimulai, dari tadi ngapain)
Kita jalan awal
dan mulai menginjak lumpur pertama yang menghisap kaki-kaki ku, kemudian kita
melewati jembatan yang di bawahnya ada sungai. Sungai di sini bersih, guys, tapi sayangnya adalah: SAMPAH. Ga
paham kenapa sampah bisa banyak banget, kesannya jadi jorok. Padahal air sungai
nya bening banget. Kemudian kita mulai berjalan menanjak dan di sana kita masuk
ke hutan-hutan. Nah, seingetku, dulu aku ke sini kaya jauhhhh banget gitu guys
kaya ga nyampe-nyampe, teoriku adalah antara aku dulu tersesat sama temen-temen
kelasku waktu ke sini jadi jalan berputar, atau kerasa cepet karena sekarang ke
sananya sama pacar??????? Heheheheheheehhe. Ew. Jadi setelah berjalan ada spot foto
gengs di dalemnya, yup, bayar 5rb/10rb gitu di dalemnya, ini worth it, kalau cuaca bagus kalian wajib
ke sini. Temanya adalah 1000 ayunan gitu kalo ga salah, jadi banyak banget
ayunan nya, dan waktu kami lewat masih banyak mba mba hids yang lagi poto2.
Ok lanjut,
kemudian kami jalan dan jalan, nah waktu berangkatnya jalanan otomatis curam
turunnya teman-teman, dan dalam keadaan hujan tapi syukur Alhamdulillah,
hujannya cuma gerimis. Tapi beberapa kali aku kepleset begitu juga dengan si
Jamet. Setelah berjalan, kepleset, berjalan, kepleset, dan entah brp kali w
menarik kaos nya karena takut kepleset sampe mungkin melar kaosnya y, akhirnya
di turunan terakhir curam banget tapi ada kaya batu-batu nya gitu jadi agak
tertolong, DAN AKU TERKEJUT. ADA WARUNG GENG DI BAWAH! Bener-bener aneh bin
ajaib, kemajuan pesat yg tak kumengerti gituloh, ada anak muda lelaki satu sama
kakek2 satu yang jaga itu warung, dan jualan minuman-minuman hangat gitu
teman-teman.
Kami berdua
duduk di warung itu, -- tempat duduknya di luar, tapi ada atapnya jadi ga
kehujanan dan bisa lihat air terjun. To
be honest, air terjun nya biasa banget guys hehe, aku yang udah pernah
sebenernya ga terlalu tertarik ke air terjunnya, namun untuk memenuhi rasa
penasaran si Jamet jadi lah kita ke sini. Kalau dibandingkan air terjun Coban
Rondo, masih bagus di sana. Sekali lagi, sampah yang bikin aku super risih di
sini dan terlihat ga kerawat banget, meskipun sudah sangat improve, tapi sampah tetep di mana-mana. Selain itu, air sungainya
engga bening guys, (sungai di atas bening tapi gatau kenapa sungai dkt air terjun coklatt) jadi meskipun ngga hujan, tetep aja air yang mengalir di
bawahnya coklat gitu, dan akses buat turun ke sungai susah, jadi gabisa main
air kalau sudah sampai di coban nya.
Aku yang masih
deg-deg an banget dan sesekali ngeliatin debit air terjun dan debit air di
sungai yang aku takut kalau tiba-tiba naik dan melahap kami berempat (ditambah
kakek-kakek dan mas-mas warung) duduk diem aja, sementara hujannya makin deres,
lalu Irvan menenangkan dengan cara menertawakanq dan mengatakan everything will
be alright. Well what if it’s not??????????? Karena kita literally di bawah
sana kerasa banget dihimpit tebing-tebing tinggi guys, cuma ada kami mahluk
kecil-kecil, lalu tebing-tebing besar dan air terjun yang massive, dan hujan deras. Gimana i ga takut??????
Lalu tiba-tiba
Irvan memanggil, “Liat, Yang!” dan air terjun bening yang tadi kulihat, -- iya
air terjun nya bening guys, tapi sungainya coklat, tiba-tiba air terjunnya
berubah jadi coklat susu juga & membuktikan bahwa teori Irvan somehow mungkin benar, kalau hujan yang mengakibatkan hal tsb,
yawdahlayha aku jg lupa gmn teorinya pokonya gitu intinya HEHEHEHEHE.
Akhirnya, karena gaena numpang duduk doang di warung, Irvan pesen minuman hangat for both of us, sambil menunggu hujan reda. Lalu tiba-tiba datang
segerombolan bocah-bocah mungkin SMP, cowok-cowok yang keujanan basah banget
dan ikut neduh di sana, tapi kita tidak berinteraksi sama sekali. Setelah hujan
reda, Irvan ngajakin foto-foto, well even
though i’m really not in the mood, tp aku mikir kaya yaudah jauh-jauh masa
ga foto wkwkww, akhirnya kita foto deh.
Jadi itu
penampakan foto pertama dari warung tempat kita berteduh, kira-kira segitu
jaraknya, foto kedua ada jembatan yang lebih deket ke air terjun dan keliahatan
air terjunnya coklat, dan foto ketiga sekarang ada spot buat selfie atau foto-foto ria. Pokoknya intinya
foto-foto deh kalo di sini, banyak banget spotnya. Lagi, lagi, dan lagi kami
gabisa foto bareng karena ga ada yang nge fotoin jadi cuma bisa selfie ajah.
Setelah hujan
reda akhirnya kami memutuskan untuk naik lagi, jadi kira-kira di bawah sana
engga sampai satu jam gitu. Nah perjalanan naik juga jadi cerita lagi, karena
licin banget dan Ken sangat mudah cape dan cupu banget, tapi sekuat tenaga
Irpan menyeret Ken naik karena dia ngeri kalo longsor katanya wkwkw, oiya guys SANGAT TIDAK
DISARANKAN GAPAKE ALAS KAKI, bahaya banget selain duri-duri, kaki aku kemasukan
duri kecil sampai dipake jalan sakit nyeri gitu sampe 2-3 hari, dan
kerikil-kerikil, Irvan juga sempet kena kaca di jalan naik:) gimana ga panik
i?????? yah pokoknya harus deh make alas kaki, gitu.
Di perjalanan
naik kita ngelihat jalanan yang tadi kita lewatin ada yang udah longsor gengs,
Irvan makin panik dan nyuru aku cepet-cepet. Tiap aku mau istirahat, dia bilang
“Di depan aja, ga aman di sini, di depan aja” tapi endingnya ga istirahat
samsek, ditarik terus tangan w sampe kita nyampe ke parkiran:) tp bener juga
sih, kalo engga bisa berbahaya for the
both of us.
SOOO, yay
alhamdulillah kita sampai di parkiran, dengan basah semua dan si Irvan udah
super super basah kaosnya, akhirnya tas aku ditaruh di jok, tas Irvan aku pake
& aku pake jas hujan, terus kita sama-sama ga pake sepatu, dan Irvan make
jaket aku karena dia cuma make kemeja ga bawa jaket:):) terniat 2017 sihhhh
&&& kita pulaaaang. Sebenernya ga pulang juga sih, jadi kita ke kos
nya Irvan lalu aq menunggu di motor si Jamet ganti bajooo karena aku tidak
basah samsek, cuma kerudung aja yang basah, so i’m okay, laluuu kita
melanjutkan perjalanan kitaaa HAHAHAHA.
Yas, this is
some kind of diary, or travel journal. I write what I want, and I’m aiming not
for the public to read it but for me to read it in the future. Jadiii, kalo
hasilnya jadi kaya diary dan terlalu detail padahal-mah-cuma-gitu-doang,
yasudah, ya... kusuka menulis sih, jadi gmn lagi. OK thankyou kalau kamu
manusia yang membaca ini, masih banyak yang akan kutulisss ke depannya yay!
Sekarang jam 2 pagi, so I would probably take some nice sleep hehehee love
uuuuu<3